Kata Pengantar
Puji
syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas petunjuknya kami
telah menyelesaikan makalah “BERIMAN KEPADA RASUL ALLAH”.
Pada
kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada guru yang memberikan tugas
kepada saya tentang beberapa materi yang disampaikan kepada saya sehingga saya
bisa menyelesaikan makalah ini.
Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada para teman-teman saya karena berkat do’a dan
dukungannyalah sehingga saya bisa menyelesaikan tugas makalah ini.
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Iman kepada Rasul-Rasul Allah merupakan suatu kewajiban, karena iman kepada
Rasul-Rasul Allah merupakan rukun iman, yaitu yang ke 4. Iman kepada Rasul
artinya mempercayai dengan sepenuh hati atas kedatangan Rasul,mulai dari Rasul
yang pertama yaitu Nabi Adam as hingga Rasul terakhir yaitu Nabi Muhammad SAW.
Ajaran yang dibawa oleh para nabi dan Rasul sejak Nabi Adam as hingga Nabi
Muhammad SAW. Merupakan suatu rangkaian yang memiliki satu tujuan yaitu
mengesankan Allah SWT. Berupa syariat atau hukum tertentu yang kemudian
disampaikan atau di ajarkan kepada umatnya. Oleh karena itu,kita sebagai seorang
muslim,wajib beriman atau mempercayai kepada para Rasul utusan Allah sehingga
dengan hal itu kita akan mengamalkan semua ajaran yang di bawa oleh Rasul
utusan Allah tersebut. Dengan berpegang hidup pada Allah dan sunah Rasul maka
kita akan hidup bahagia di dunia dan juga akhirat.
Namun, di dalam kehidupan sehari-hari terkadang kita hanya mengetahui tentang
pengertiannya saja itupun hanya terbatas, tanpa mengetahui akan pemahamnnya
lebih dalam dan penerapannya di dalam kehidupan yang kita jalani atau di dalam
kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, kita patut dan wajib mempelajari,
memahami dan menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari, tentu akan jauh
lebih bermanfaat bagi kehidupan dunia dan akhirat kita.
B.
Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang diatas, maka timbulah berbagai masalah yang dapat di
identifikasikan, yaitu sebagai berikut :
1.
Apa pengertian dari iman kepada Rasul-Rasul Allah ?
2.
Bagaimana cara kita beriman kepada Rasul Allah ?
3.
Siapa saja Rasul yang wajib kita ketahui dan sejarah singkatnya ?
4.
Apa sajakah tugas para Rasul ?
5.
Apa hikmah beriman kepada Rasul Allah ?
6.
Bagaimana cara kita mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari ?
C.
Pembatasaan Masalah
Setelah mengidentifikasi masalah yang dikemukakan diatas, maka penelitian ini
dibatasi hanya pada pengertian,pemahaman, serta penerapan tentang Iman Kepada
Rasul-Rasul Allah di dalam kehidupan sehari-hari.
D.
Tujuan Diskusi
Diskusi ini bertujuan untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut :
1.
Untuk mengetahui apa pengertian iman kepada Rasul.
2.
Untuk mengetahui cara kita beriman kepada Rasul Allah.
3. Untuk mengetahui jumlah
Rasul yang wajib kita ketahui beserta sejarah singkatnya.
4. Untuk mengetahui tugas dari para
Rasul Allah.
5. Untuk mengetahui hikmah dari
beriman kepada Rasul Allah
6. Untuk mengetahui bagaimanakah
cara kita untuk mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
E.
Manfaat Diskusi
Hasil yang diperoleh dari diskusi ini diharapkan :
1. Kita dapat mengetahui tentang
pengertian iman kepada rasul-rasul allah.
2. Kita dapat mengetahui bagaimana
cara kita beriman kepada rasul allah.
3. Kita dapat mengetahui jumlah
rasul beserta sejarah singkatnya.
4.
Kita dapat mengetahui tugas dari rasul-rasul allah.
5. Kita dapat mengetahui hikmah dari
beriman kepada Rasul Allah
6. Kita dapat mengetahui agar kita
dapat mengamalkannya dalam kehidupan kita sehari-hari.
F. Sistematika Penulisan
Makalah Yang Berjudul “Iman Kepada Rasul Allah”,Yang Berisi :
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
B. Identifikasi
Masalah
C. Pembatasan
Masalah
D. Tujuan Diskusi
E. Manfaat
Diskusi
F. Sistematika Penulisan
BAB
II TINJAUAN
PUSTAKA
A. Pengertian
Iman
B. Pengertian
Rasul
BAB
III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu
Penelitian
B. Metode
Penelitian
C. Alat dan
Bahan
D. Cara Kerja
BAB
IV PEMBAHASAN
1. Pengertian Iman Kepada Rasul-Rasul Allah
2. Cara Beriman Kepada Rasul
Allah
3. Para Rasul-Rasul Allah Beserta
Nabi-Nabi-Nya
4. Tugas Para Rasul
5. Hikmah Beriman Kepada
Rasul
6. Nilai-Nilai Yang Harus Diaplikasikan Dalam Kehidupan
Sehari-Hari
BAB
V PENUTUP
A.
Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR
PUSTAKA
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Iman
Pengertian iman yang tercantum di dalam Al-Qur'an ditemukan dalam
kata-kata : aamana , yu minu , ii maanan, yang merupakan hasil pemecahan dari
bentuk kata Iman.
Terjemahan umum dari
kata-kata tersebut adalah:
aamana
= telah / sudah ber-iman.
yu
minu = sedang / akan / lagi ber-iman.
iimanan
= Iman
mu
minu = yang ber-iman.
Didalam memberikan definisi tentang perkataan Iman ini menurut yang ada sama
dengan Percaya atau menurut Arab sama dengan : 'aqdun bil qolbi faqath.
Sedangkan Iman berdasarkan Al-Qur'an, seperti dijelaskan oleh hadits yang
artinya : Iman adalah tanggapan hati (proses menanggapi) kemudian
dinyatakan dalam lisan (proses pernyataan diri/sika) dan menjelma kedalam
seluruh laku perbuatan (proses pembuktian dalam hidup).Atau dengan kata lain
Iman adalah tambatan hati yang menggema ke dalam seluruh ucapan dan laku
perbuatan.
B. Pengertian Rasul
Rasul secara
bahasa berasal dari kata irsal yang bermakna
membimbing atau memberi arahan. Rasul adalah orang yang mendapatkan wahyu dalam
syari’at dan diperintahkan untuk menyampaikannnya.
Rasul adalah
lelaki pilihan dan yang diutus oleh Allah dengan risalah kepada manusia. Rasul
merupakan yang terbaik diantara manusia lainnya sehingga apa yang dibawa,
dikatakan dan dilakukan adalah sesutu yang terpilih dan mulia dibandingkan
dengan manusia lain.
Ciri-ciri
Rasul:
1. Laki-laki yang berasal dari manusia, QS. Al Kahfi (18) : 110
2. Ma’sum terjaga dari kesalahan, QS. An Najm (53) : 2-5
3. Menjadi suri teladan, QS. Al Ahzab (33) : 21
4. Memiliki akhlaq yang mulia; shidiq, tabligh, amanah dan fathonah. QS. Al Qalam (18) : 4
5. Memiliki mu’jizat, QS. Al Qomar (54) : 1
6. Tersampaikan berita tentang kedatangannya, QS. Ash Shaff (61) : 6
7. Adanya berita kenabian, QS. Al Furqan (25) : 30
8. Hasil perbuatan seperti kader (sahabat), lingkungan dan tatanan kehidupan dan peradaban Islami, QS. Al Fath (48) : 29
1. Laki-laki yang berasal dari manusia, QS. Al Kahfi (18) : 110
2. Ma’sum terjaga dari kesalahan, QS. An Najm (53) : 2-5
3. Menjadi suri teladan, QS. Al Ahzab (33) : 21
4. Memiliki akhlaq yang mulia; shidiq, tabligh, amanah dan fathonah. QS. Al Qalam (18) : 4
5. Memiliki mu’jizat, QS. Al Qomar (54) : 1
6. Tersampaikan berita tentang kedatangannya, QS. Ash Shaff (61) : 6
7. Adanya berita kenabian, QS. Al Furqan (25) : 30
8. Hasil perbuatan seperti kader (sahabat), lingkungan dan tatanan kehidupan dan peradaban Islami, QS. Al Fath (48) : 29
C. Pengertian Iman Kepada
Rasul Allah
Iman
kepada Rasul Allah termasuk rukun iman yang keempat dari enam rukun yang wajib
diimani oleh setiap umat Islam. Yang dimaksud iman kepada para rasul ialah
meyakini dengan sepenuh hati bahwa para rasul adalah orang-orang yang telah
dipilih oleh Allah swt. untuk menerima wahyu dariNya untuk disampaikan kepada
seluruh umat manusia agar dijadikan pedoman hidup demi memperoleh kebahagiaan
di dunia dan di akhirat. Menurut Imam Baidhawi,
Rasul
adalah orang yang diutus Allah swt. dengan syari’at yang baru untuk menyeru
manusia kepadaNya. Sedangkan nabi adalah orang yang diutus Allah swt. untuk
menetapkan (menjalankan) syari’at rasul-rasul sebelumnya. Sebagai contoh bahwa
nabi Musa adalah nabi sekaligus rasul. Tetapi nabi Harun hanyalah nabi, sebab
ia tidak diberikan syari’at yang baru. Ia hanya melanjutkan atau membantu
menyebarkan syari’at yang dibawa nabi Musa AS.
Iman
kepada Rasul Allah merupakan rukun iman yang keempat. Karena merupakan rukun
iman yang keempat, bagi setiap muslim wajib untuk mengetahui dan mengimani 25
Nabi dan Rasul tersebut. Nabi adalah manusia terpilih untuk menerima wahyu dari
Allah. Lalu apa perbedaan Nabi dan Rasul? Nabi menerima wahyu untuk dirinya
sendiri, sedangkan Rasul menerima wahyu dan memiliki tugas untuk
menyampaikannya pada seluruh umat di dunia.
D. Dalil Iman
Kepada Rasul Allah
Mengenai
identitas rasul dapat dibaca dalam Q.S. Al Anbiya ayat 7 dan Al-Mukmin ayat 78
yang artinya: “ Kami tiada mengutus rasul-rasul sebelum kamu (Muhammad) melainkan
beberapa orang laki-laki yang kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah
olehmu kepada orang-orang yang berilmu jika kamu tiada mengetahui.” (Q.S. al
Anbiya: 7)
"Dan sesungguhnya telah kami utus beberapa orang Rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada pula yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak dapat bagi seorang Rasul membawa suatu mukjizat, melainkan dengan seizin Allah; maka apabila telah datang perintah dari Allah, diputuskan (semua perkara) dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil." (Q.S. Al-Mukmin : 78)
Dalam ayat di atas dijelaskan, bahwa rasul-rasul yang pernah diutus oleh Allah swt. adalah mereka dari golongan laki-laki, tidak pernah ada rasul berjenis kelamin perempuan, dan jumlah rasul yang diutus sebelum Nabi Muhammad saw. sebenarnya sangat banyak. Di antara para rasul itu ada yang diceritakan kisahnya di dalam Al-Quran dan ada yang tidak.
"Dan sesungguhnya telah kami utus beberapa orang Rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada pula yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak dapat bagi seorang Rasul membawa suatu mukjizat, melainkan dengan seizin Allah; maka apabila telah datang perintah dari Allah, diputuskan (semua perkara) dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil." (Q.S. Al-Mukmin : 78)
Dalam ayat di atas dijelaskan, bahwa rasul-rasul yang pernah diutus oleh Allah swt. adalah mereka dari golongan laki-laki, tidak pernah ada rasul berjenis kelamin perempuan, dan jumlah rasul yang diutus sebelum Nabi Muhammad saw. sebenarnya sangat banyak. Di antara para rasul itu ada yang diceritakan kisahnya di dalam Al-Quran dan ada yang tidak.
عَنْ أَبِى ذَر قَالَ : يَا رَسُوْلَ اللهِ كَمْ عِدَّةُ اْلاَنْبِيَاءِ ؟ قَالَ : مِائَةُ اَلْفٍ وَاَرْبَعَةٌ وَعِشْرُوْنَ اَلْفًااَلرُّسُلُ مِنْ ذَالِكَ ثَلاَثَةُ مِائَةٍ وَخَمْسَةَ عَشَرَ جَمًّا غَفِيْرًا (رَوَاهُ أَحْمَد)
"Dari Abu Dzar ia berkata: Saya bertanya, wahai Rasulullah : berapa jumlah para nabi? Beliau menjawab: Jumlah para Nabi sebanyak 124.000 orang dan di antara mereka yang termasuk rasul sebanyak 315 orang suatu jumlah yang besar." (H.R. Ahmad)
E. Tanda-tanda Beriman Kepada
Rasul ALLAH SWT
Diantara
tnda-tanda berimankepada allahadalah sebagai berikut:
1. Teguh
keimanannya kepada allah SWT
Ketaatan
kepada rasul adalah bukti keimanan kepada allh SWT. Banyak ayat-ayat Al-Qur’an
yang menyuruh kita untu taat kepada ALLAH besertarasulnya, yaitu diantaranya An
nisa:59, ali imran: 32, dan muhammad: 33.
2. Meyakini
kebenaran yang dibawa ara rasul.
Kebenaran
yang dibawa rasul tidak lain adalah wahyu ALLAH baik yang berupa al-qur’an
maupun hadits-haditsnya. Seseorang akan bisa meyakini kebenaran
wahyu-wahyu ALLAH apabila terlebih dahulu beriman kepada rasul allah yaitu
rasul yang membawa wahyu. Mustahil ada orang yang langsung percaya apa yang
dibawa seseorang jika tidak terlebih dahulu mmepercayai si pembawa.
3. Tidak
membeda-bedakan antara rasul yang satu dengan rasul yanglain.
Seorang
mukmin di tuntut untuk meyakini kepada semua rasul yang pernah diutus oleh
allah SWT, seperti yang digambarkan oleh alllah SWT dalam surah al-baqarah:
285.
4. Menjadian
para rasul sebagai uswatun hasanah.
Sebelum
menerima wahyu dar allah SWT, rasul adalah orang-orang yang terpandang di
lingkungan umatnya, sehingga selalu menjadi acuan perilaku bagi orang-orang di
lingkungannya. Setelah menerima wahyu, keteladanan mereka tidak diragukan lagi
karena mereka selalu mendapatkan bimbingan dari ALLAH SWT
5. Meyakini
bahwa rasul-rasul allah sebagai rahmat bagi alam semesta.
Setiap
rasul yang diutus oleh allah SWT pasti membawa rahmat bagi setiap umatnya.
Artinya kedatangan rasul dengan mmebawa wahyu dari allah adalah bukti kasih
sayang allah kepada umat manusia.
6. Meyakini
bahwa nabi muhammad sebagai nabi dan rasul terakhir.
7. Mencintai
nabi muhammad SAW.
8.
F.
Fungsi Iman kepada Rasul Allah Swt
Iman
kepada Rasul Allah swt. Mengandung empat unsur yang merupakan tanda-tanda
penghayatan terhadap fungsi iman kepada Rasul-rasul Allah swt, yaitu:
1. Mengimani
bahwa risalah mereka benar-benar dari Allah swt. Barang siapa yang mengingkari
mereka walaupun hanya salah seorang Rasul, maka dianggap kafir.
Firman
Allah dalam Qs:Asy-Syura:105.”Kaum Nuh telah mendustakan para Rasul.”(Qs:
Asy-syura:105).
2. Mengimani
Rasul yang telah kita kenal maupun yang tidak kenal namanya.
Firman
Allah dalam Qs:Al-mu-min:78.” Dan sesungguhnya telah Kami utus beberapa
orang rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan
di antara mereka ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu.”(Qs:
Al-mu-min:78).
3. Membenarkan
berita-berita yang bersumber dari wahyu Allah swt.
4. Mengamalkan
syariat-syariat mereka yang diutus Allah swt, kepada kita
Firman
Allah dalam Qs:An-nissa:65.”Maka demi Tuhan, mereka pada hakikatnya tidak
beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkatra yang meeka
perselisihakan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka suatu keberatan
terhadapm putusan yang kamu berikan dan meeka menerima dengan sepenuhnya .”(Qs:An-nisa:65).
G.
Meneladani Sifat-sifat Rasulullah SAW.
1. Meneladani Sifat
Siddiq
Untuk menel;adani sifat siddiq, dalam kehidupan sehari-hari dapat diusahakan dengan
cara selalu berkata benar, tidak berbohong dalam berbicara dengan siapa pun.
Benar dalam hati, ucapan, dan tindakan. Rasulullah saw, selama hidupnya tidak
pernah berbohong, baik terhadap para sahabatnya maupun terhadap musuhnya.
2. Meneladani Sifat Amanah
Amanah artinya dapat dipercaya. Apabila kamu pipercaya melakukanb sesuatu sebaiknya dapat dipercaya, sehingga tugas apa pun selalu dikerjaan dengan baik dan benar.
3. Meneladani Sifat Fatanah
Fatanah artinya cerdas. Kecerdasan merupakan anugerah Allah yang diberikan kepada manusia, tetapi tidak merata. ada yang cerdas dan ada pula yang tidak cerdas. Dalam meneladani sifat ini dapat dilakukan dengan cara bersungguh-sungguh dalam belajar atau menuntut ilmu.
4. Meneladani Sifat Tablig
Menyampaikan sesuatu yang benar kepada sesama manusia termasuk salah satu upaya
untuk meneladanisifat tablig. Mnyampaikan kebenaran dan mencegah kemaksiatan
yang dilakukan oreang lain biasanya mengandung risiko. Keberanian melakukan ini
merupakan salah satu perbuatan yang mulia. Hal ini pernah dilakukan oleh Nabi
Muhammad saw, ketika berdakwah. Beliau seringkali disambut dengan cemooh,
hinaan, bahkan lemparan batu dan kotoran unta. Ini semua dilakuakan semata-mata
karena perintah Allah swt.
H.
rasul ulul azmi
Rasul ulul azmi adalah rasul allah yang memiliki kesabaran dan ketabahan yang
luar biasa dalam menyampaikan rsalah kepada umatnya.
Berikut
adalah rasul-rasul ulul azmi diantaranya:
1.
Nabi nuh AS
2. Nabi
ibrahim AS
3. Nabi
musa AS
4. Nabi
isa AS
5. Nabi
Muhammmad SAW
I.
fungsi beriman kepada rasul ALLAH
Fungsi
beriman kepada rasul allah adalah sebagaiberikut:
1.
Bertambah iman kepada allah SWT karena mengetahui bahwa
rasul-rasul allah merupakan manusia pilihan.
2. Mau
mengamalkan apa yang disampaikan para rasul.
3. Memprcayai
tugas-tugasyang dibawanya untuk disampaikan kepada umatnya.
4. Lebih
mencintai dan menghormati rasul atas perjuangannya
5. Memperoleh
teladan yang baik untuk menjalani hidup.
BAB III
METODOLOGI
A.
Tempat dan Waktu Diskusi
1). Tempat Diskusi
Diskusi dilakukan di Kampung, Pintu Air RT 03/17 desa. Citepus kec. Pl. Ratu
kab. Sukabumi tepatnya di kossannya Diang Sagita dan di Jln. Kelapa 1
Sukawayana tepatnya di rumah Agita Safitari Putri.
2). Waktu Diskusi
Diskusi dilakukan pada bulan September 2010.
B. Metode Diskusi
Metode yang kami gunakan dalam diskusi ini adalah Studi Pustaka.
C.
Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang kami gunakan dalam diskusi ini, antara lain Buku dan Situs
Internet.
D.
Cara Kerja
Cara kerja yang kami lakukan, adalah dengan Mengunjungi perpustakaan dan Situs
internet sebagai bahan Penunjang Pembahasan yang kami diskusikan.
BAB IV
PEMBAHASAN
1. Pengertian Iman Kepada Rasul-rasul Allah
Iman kepada Rasul Allah termasuk rukun iman yang keempat dari enam rukun yang
wajib diimani oleh setiap umat Islam. Yang dimaksud iman kepada para rasul
ialah meyakini dengan sepenuh hati bahwa para rasul adalah orang-orang yang
telah dipilih oleh Allah swt. untuk menerima wahyu dari-Nya untuk disampaikan
kepada seluruh umat manusia agar dijadikan pedoman hidup demi memperoleh
kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Menurut Imam Baidhawi, Rasul adalah orang
yang diutus Allah swt. dengan syari’at yang baru untuk menyeru manusia
kepadaNya. Sedangkan nabi adalah orang yang diutus Allah swt. untuk menetapkan
(menjalankan) syari’at rasul-rasul sebelumnya.
2. Cara Beriman Kepada Rasul Allah
Cara kita beriman kepada Rasul Allah adalah dengan cara meneladani seluruh
aspek kehidupan Rasulullah, misalnya:
A. Dalam ibadahnya; diwujudkan dalam bentuk ketundukan
dalam menjalankan dan memelihara salat sesuai dengan tuntunan beliau. Beliau
bersabda:
صَلُّوْا كَمَا رَاَيْتُمُوْنِى اُصَلِّى
Salatlah kalian sebagaimana aku salat. (H.R. Bukhari)
B. Dalam tatacara berpakaian yang menutup aurat, sopan,
bersih dan indah, makan makanan yang halal, bersih dan bergizi, makan tidak
sampai kenyang, tidak makan kecuali setelah dalam keadaan lapar.
C. Dalam berkeluarga, misalnya sebagai seorang suami yang
harus melindungi, mencintai dan menyayangi keluarganya. Beliau bersabda:
حُبِّبَ اِلَيَّ مِنْ دُنْيَاكُمْ ثَلاَثٌ : اَلطِّيْبُ وَالنِّسَاءُ وَجُعِلَتْ
قُرَّةُ عَيْنِى فِى الصَّلاَةِ (رَوَاهُ النّسَائِ)
Telah ditanamkan padaku di dunia ini tiga perkara: rasa
cinta kepada wanita, wewangian, serta dijadikan mataku sejuk terhadap salat.
(H.R. an-Nasai)
D. Sebagai pemimpin umat, Beliau lebih mendahulukan
kepentingan umatnya daripada kepentingan pribadinya; Beliau bukan tipe manusia
individualistik yang hanya memikirkan dirinya sendiri.
E. Sebagai
anggota masyarakat, Beliau bukan manusia yang suka berdiam diri di rumah seraya
memisahkan diri dengan masyarakat sekitar, tetapi selalu berinteraksi dengan
semua lapisan masyarakat dan sering mengunjungi rumah-rumah para sahabatnya.
3. Para Rasul-Rasul Allah Beserta Nabi-Nabi-Nya
Rasul-Rasul yang pernah diutus oleh Allah swt. adalah mereka dari golongan
laki-laki, tidak pernah ada rasul berjenis kelamin perempuan, dan jumlah rasul
yang diutus sebelum Nabi Muhammad saw. sebenarnya sangat banyak. Di antara para
rasul itu ada yang diceritakan kisahnya di dalam Al-Quran dan ada yang tidak.
عَنْ أَبِى ذَر قَالَ : يَا رَسُوْلَ اللهِ كَمْ عِدَّةُ
اْلاَنْبِيَاءِ ؟ قَالَ : مِائَةُ اَلْفٍ وَاَرْبَعَةٌ وَعِشْرُوْنَ اَلْفًا اَلرُّسُلُ
مِنْ ذَالِكَ ثَلاَثَةُ مِائَةٍ وَخَمْسَةَ عَشَرَ جَمًّا غَفِيْرًا (رَوَاهُ أَحْمَد)
"Dari Abu Dzar ia berkata: Saya bertanya, wahai
Rasulullah : berapa jumlah para nabi? Beliau menjawab: Jumlah para Nabi
sebanyak 124.000 orang dan di antara mereka yang termasuk rasul sebanyak 315
orang suatu jumlah yang besar." (H.R. Ahmad)
Berdasarkan hadis di atas jumlah nabi dan rasul ada
124.000 orang, diantaranya ada 315 orang yang diangkat Allah swt. menjadi
rasul. Diantara 315 orang nabi dan rasul itu, ada 25 orang yang nama dan
sejarahnya tercantum dalam Al Quran dan mereka inilah yang wajib kita ketahui,
yaitu:
1.) Adam AS. bergelar Abu al-Basyar (Bapak semua manusia)
atau manusia pertama yang Allah swt. ciptakan, tanpa Bapak dan tanpa Ibu,
terjadi atas perkenanNya “ Kun Fayakun” artinya “ Jadilah ! , maka terjelmalah
Adam.”Usia nabi Adam mencapai 1000 tahun.
2.) Idris AS. adalah keturunan ke 6 dari nabi Adam.
Beliau diangkat menjadi Rasul setelah berusia 82 tahun. Dilahirkan dan
dibesarkan di sebuah daerah bernama Babilonia. Beliau berguru kepada nabi Syits
AS.
3.) Nuh AS. adalah keturunan yang ke 10 dari nabi Adam.
Usianya mencapai 950 tahun. Umat beliau yang membangkang ditenggelamkan oleh
Allah swt. dalam banjir yang dahsyat. Sedangkan beliau dan umatnya diselamatkan
oleh Allah swt. karena naik bahtera yang sudah beliau persiapkan atas petunjuk
Allah swt.
4.) Hud AS. adalah seorang rasul yang diutus kepada
bangsa ‘Ad yang menempati daerah Ahqaf, terletak diantara Yaman dan Aman
(Yordania) sampai Hadramaut dan Asy-Syajar, yang termasuk wilayah Saudi Arabia.
5.) Shaleh AS.Beliau masih keturunan nabi Nuh AS. diutus
untuk bangsa Tsamud, menempati daerah Hadramaut, yaitu daratan yang terletak
antara Yaman dan Syam (Syiria). Kaum Tsamud sebenarnya masih keturunan kaum
‘Ad.
6.) Ibrahim AS. putra Azar si pembuat patung berhala.
Dilahirkan di Babilonia, yaitu daerah yang terletak antara sungai Eufrat dan
Tigris. Sekarang termasuk wilayah Irak. Beliau berseteru dengan raja Namrud,
sehingga beliau dibakarnya dalam api yang sangat dahsyat, tetapi Nabi Ibrahim
tidak mempan dibakar, karena diselamatkan Allah swt. Beliau juga dikenal
sebagai Abul Anbiya (bapaknya para nabi), karena anak cucunya banyak yang
menjadi nabi dan rasul. Syari’at beliau banyak diamalkan oleh Nabi Muhammad
saw. antara lain dalam ibadah haji dan Ibadah Qurban, termasuk khitan.
7.) Luth AS. Beliau keponakan nabi Ibrahim, dan beliau
banyak belajar agama dari nabi Ibrahim. Diutus oleh Allah swt. kepada kaum
Sodom, bagian dari wilayah Yordania. Kaum nabi Luth dihancurkan oleh Allah swt.
dengan diturunkan hujan batu bercampur api karena kedurhakaannya kepada Allah
swt, terutama karena perilaku mereka yang suka mensodomi kaum laki-laki.
8.) Ismail AS. adalah putra nabi Ibrahim AS. bersama
ayahnya membangun (merenovasi) Ka’bah yang menjadi kiblat umat Islam. Beliau
adalah seorang anak yang dikurbankan oleh ayahnya Ibrahim, sehingga menjadi
dasar pensyari’atan ibadah Qurban bagi umat Islam.
9.) Nabi Ishak AS. putra Nabi Ibrahim dari isterinya,
Sarah. Jadi nabi Ismail dengan nabi Ishak adalah saudara sebapak, berlainan
ibu.
10). Ya’qub AS. adalah putra Ishaq AS. Beliaulah yang
menurunkan 12 keturunan yang dikenal dalam Al Quran dengan sebutan al Asbath,
diantaranya adalah nabi Yusuf yang kelak akan menjadi raja dan rasul Allah swt.
11.) Yusuf AS putra nabi Ya’qub AS.Beliaulah nabi yang
dikisahkan dalam al Quran sebagai seorang yang mempunyai paras yang tampan,
sehingga semua wanita bisa tergila-gila melihat ketampanannya, termasuk Zulaiha
isteri seorang pembesar Mesir (bacalah kisahnya dalam Q.S. surah yusuf).
12.)
Ayyub AS. adalah putra Ish . Ish adalah saudara kandung Nabi Ya’qub AS. berarti
paman nabi Yusuf AS. Jadi nabi Ayyub dan nabi Yusuf adalah saudara sepupu. Nabi
Ayyub digambarkan dalam Al Quran sebagai orang yang sangat sabar. Beliau diuji
oleh Allah swt. dengan penyakit kulit yang sangat dahsyat, tetapi tetap
bersabar dalam beribadah kepada Allah swt. (bacalah kembali kisahnya)
13.)
Dzulkifli AS. putra nabi Ayyub AS. Nama aslinya adalah Basyar yang diutus
sesudah Ayyub, dan Allah memberi nama Dzulkifli karena ia senantiasa melakukan
ketaatan dan memeliharanya secara berkelanjutan
14.)
Syu’aib masih keturunan nabi Ibrahim. Beliau tinggal di daerah Madyan, suatu
perkampungan di daerah Mi’an yang terletak antara syam dan hijaz dekat danau
luth. Mereka adalah keturunan Madyan ibnu Ibrahim a.s.
15.)
Yunus AS adalah keturunan Ibrahim melalui Bunyamin, saudara kandung Yusuf putra
nabi Ya’qub. Beliau diutus ke wilayah Ninive, daerah Irak. Dalam sejarahnya
beliau pernah ditelan ikan hiu selama 3 hari tiga malam didalam perutnya,
kemudian diselamatkan oleh Allah swt.
16.)
Musa AS. adalah masih keturunan nabi Ya’qub. Beliau diutus kepada Bani Israil.
Beliau diberi kitab suci Taurat oleh Allah swt.
17.)
Harun AS. adalah saudara nabi Musa AS. Yang sama-sama berdakwah di kalangan
Bani Israil di Mesir.
18.) Dawud AS.adalah seorang panglima perang bani Israil
yang diangkat menjadi nabi dan rasul oleh Allah swt, diberikan kitab suci yaitu
Zabur. Beliau punya kemampuan melunakkan besi, suka tirakat, yaitu puasa dalam
waktu yang lama. Caranya dengan berselang-seling, sehari puasa, sehari tidak.
19.) Sulaiman AS. adalah putra Dawud. Beliau juga
terkenal sebagai seorang raja yang kaya raya dan mampu berkomunikasi dengan
binatang (bisa bahasa binatang).
20.)
Ilyas AS. adalah keturunan Nabi Harun AS. diutus kepada Bani Israil. Tepatnya
di wilayah seputar sungai Yordan.
21.)
Ilyasa AS. berdakwah bersama nabi Ilyas kepada bani Israil. Meskipun
umurnya tidak sama, Nabi Ilyas sudah tua, sedangkan nabi Ilyasa masih muda.
Tapi keduanya saling bahu membahu berdakwah di kalangan Bani Israil.
22.) Zakaria AS. seorang nabi yang dikenal sebagai
pengasuh dan pembimbing Siti Maryam di Baitul Maqdis, wanita suci yang kelak
melahirkan seorang nabi, yaitu Isa AS.
23.) Yahya AS. adalah putra Zakaria. Kelahirannya
merupakan keajaiban, karena terlahir dari seorang ibu dan ayah (nabi Zakaria)
yang saat itu sudah tua renta, yang secara lahiriyah tidak mungkin lagi bisa
melahirkan seorang anak.
24.) Isa AS. adalah seorang nabi yang lahir dari seorang wanita
suci, Siti Maryam. Ia lahir atas kehendak Allah swt, tanpa seorang bapak.
Beliau diutus oleh Allah swt. kepada umat Bani Israil dengan membawa kitab
Injil. Beliaulah yang dianggap sebagai Yesus Kristus oleh umat Kristen.
25.) Muhammad saw. putra Abdullah, lahir dalam keadaan
Yatim di tengah-tengah masyarakat Arab jahiliyah. Beliau adalah nabi terakhir
yang diberi wahyu Al Quran yang merupakan kitab suci terakhir pula.
4. Tugas Para Rasul
Tugas pokok para rasul Allah ialah menyampaikan wahyu yang mereka terima dari
Allah swt. kepada umatnya. Tugas ini sungguh sangat berat, tidak jarang mereka
mendapatkan tantangan, penghinaan, bahkan siksaan dari umat manusia. Karena
begitu berat tugas mereka, maka Allah swt. memberikan keistimewaan yang luar
biasa yaitu berupa mukjizat.
Mukjizat ialah suatu keadaan atau kejadian luar biasa yang dimiliki para nabi
atau rasul atas izin Allah swt. untuk membuktikan kebenaran kenabian dan
kerasulannya, dan sebagai senjata untuk menghadapi musuh-musuh yang menentang
atau tidak mau menerima ajaran yang dibawakannya.
Adapun tugas para nabi dan rasul adalah sebagai berikut:
Adapun tugas para nabi dan rasul adalah sebagai berikut:
1.) Mengajarkan aqidah tauhid, yaitu menanamkan keyakinan
kepada umat manusia bahwa:
a. Allah adalah Dzat Yang Maha Kuasa
dan satu-satunya dzat yang harus disembah (tauhid ubudiyah).
b. Allah adalah maha pencipta, pencipta
alam semesta dan segala isinya serta mengurusi, mengawasi dan mengaturnya
dengan sendirinya (tauhid rububiyah)
c. Allah adalah dzat yang pantas
dijadikan Tuhan, sembahan manusia (tauhid uluhiyah)
d. Allah mempunyai sifat-sifat yang
berbeda dengan makhluqNya (tauhid sifatiyah)
2.) Mengajarkan kepada umat manusia bagaimana cara
menyembah atau beribadah kepada Allah swt. Ibadah kepada Allah swt. sudah
dicontohkan dengan pasti oleh para rasul, tidak boleh dibikin-bikin atau
direkayasa. Ibadah dalam hal ini adalah ibadah mahdhah seperti salat, puasa dan
sebagainya. Menambah-nambah, merekayasa atau menyimpang dari apa yang telah
dicontohkan oleh rasul termasuk kategori “bid’ah,” dan bid’ah adalah kesesatan.
3.) Menjelaskan hukum-hukum dan batasan-batasan bagi
umatnya, mana hal-hal yang dilarang dan mana yang harus dikerjakan menurut
perintah Allah swt.
4.) Memberikan contoh kepada umatnya bagaimana cara
menghiasi diri dengan sifat-sifat yang utama seperti berkata benar, dapat
dipercaya, menepati janji, sopan kepada sesama, santun kepada yang lemah, dan
sebagainya.
5.) Menyampaikan kepada umatnya tentang berita-berita
gaib sesuai dengan ketentuan yang digariskan Allah swt.
6.) Memberikan kabar gembira bagi siapa saja di antara
umatnya yang patuh dan taat kepada perintah Allah swt. dan rasulNya bahwa
mereka akan mendapatkan balasan surga, sebagai puncak kenikmatan yang luar
biasa. Sebaliknya mereka membawa kabar derita bagi umat manusia yang berbuat
zalim (aniaya) baik terhadap Allah swt, terhadap manusia atau terhadap makhluq
lain, bahwa mereka akan dibalas dengan neraka, suatu puncak penderitaan yang
tak terhingga.(Q.S. al Bayyinah: 6-8)
Tugas-tugas rasul di atas, ditegaskan secara singkat oleh nabi Muhammad saw.dalam sabdanya sebagai berikut:
Tugas-tugas rasul di atas, ditegaskan secara singkat oleh nabi Muhammad saw.dalam sabdanya sebagai berikut:
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص م : إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُِتَمِّمَ
صَالِحَ اْلأَخْلاَقِ
(رَوَاهُ أَحْمَد بن حَنْبَل)
(رَوَاهُ أَحْمَد بن حَنْبَل)
Dari Abi
Hurairah r.a. ia berkata: Rasulullah saw. pernah bersabda: Sesungguhnya aku
diutus untuk menyempurnakan akhlaq yang mulia. (H.R. Ahmad bin Hanbal)
5. Hikmah Beriman Kepada Rasul
Beriman kepada rasul memiliki hikmah yang sangat baik bagi kehidupan kita,baik
dalam kehidupan secara pribadi maupun dalam kehidupan bermasyarakat.Adapun
hikmah-hikmah dengan kita beriman kepada rasul allah, antara lain :
1.) Dengan beriman kepada Rasul kita memiliki seorang
teladan yang baik. Rasul merupakan suri teladan yang baik bagi umat manusia.
2.) Dengan beriman kepada rasul allah kita mendapat
bimbingan dalam kehidupan, baik dalam kehidupan umat manusia secara pribadi,
dalam keluarga maupun dalam masyarakat luas.
3.) Dengan beriman kepada Rasul allah kita dapat mengetahui
dan mencontoh tentang cara membentuk masyarakat yang adil, makmur, dan saling
menghormati. Semua manusia pasti mengharapkan kehidupan masyarakat yang adil,
makmur, dan saling menghormati, hal ini telah dicontohkan oleh Rasulullah saw,
ketika membina masyarakat yang damai walaupun berbeda suku dan agama.
4.) Dengan beriman kepada Rasul allah kita memiliki
petunjuk dalam rangka meraih kebahagiaan, baik ketika di dunia maupun ketika di
akhirat kelak. Manusia yang cenderung mengedepankan kekuatan akalnya maka
kehidupan setelah mati tidak mampu menjamahnya sehingga kedatangan Rasul-rasul
allah menjelaskan tentang hal tersebut.
6. Nilai-nilai
Yang Harus Diaplikasikan Dalam Kehidupan Sehari-hari
A. Istiqamah dalam menjalankan syari’at
agama.
B. Tabah dan sabar dalam menghadapi
musibah.
C. Selalu optimis dan tidak pernah
putus asa.
D. Peduli terhadap kaum dhu’afa.
E. Selalu melaksanakan ibadah-ibadah
sunah.
F. Tidak membeda-bedakan para
rasul-rasul allah.
G. Meyakini isi kitab-kitab yang dibawa
oleh para rasul.
H. Meyakini para rasul memiliki
sifat-sifat terpuji.
I. Menjadikan rasul sebagai suri
tauladan yang baik.
J. Memupuk rasa cinta terhadap rasul.
K. Berusaha menjadi seseorang yang
memiliki sifat seperti rasul, yaitu sidik, amanah, tablig, dan fatonah.
L. Toleransi dalam kehidupan beragama,
terhadap orang yang berbeda agama dengan kita.
M. Menyiapkan bekal hidup untuk
kehidupan di dunia maupun di akhirat.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Beriman kepada Rasul Allah merupakan hal yang wajib dan patut diketahui oleh
setiap umat muslim di seluruh dunia. Pengertian beriman kepada rasul allah
berarti adalah kita harus mengimani atau mempercayai adanya rasul-rasul allah.
Pengertian Rasul adalah Rasul adalah lelaki pilihan dan yang diutus oleh Allah
dengan risalah kepada manusia. Rasul merupakan yang terbaik diantara manusia
lainnya sehingga apa yang dibawa, dikatakan dan dilakukan adalah sesutu yang
terpilih dan mulia dibandingkan dengan manusia lain.
Jadi, beriman kepada rasul-rasul allah merupakan hal yang sangat berharga dan
patut dipelajari. Karena, selain memberikan hikmah-hikmah yang sangat
bermanfaat juga memberikan pembelajaran dan teladan bagi kehidupan kita baik di
dunia maupun di akhirat. Kita sebagai manusia harus mempelajari lebih dalam,
memahami lebih luas, dan menerapkannya di dalam kehidupan kita tentang beriman
kepada rasul-rasul allah agar kita dapat menjadi yang lebih baik di setiap
harinya, dan mendapat kehidupan yang bahagia di dunia maupun di akhirat.
B. SARAN
Diskusi
mengenai pembahasan ini merupakan awal yang masih sederhana sehingga ada
beberapa hal yang disarankan, antara lain :
1.
Masyarakat harus mengetahui dan memahami mengenai pengertian iman kepada Rasul
Allah secara dalam.
2.
Pemerintah harus lebih menambah waktu jam pelajaran mengenai materi tersebut di
dalam kalangan pelajar agar mereka mampu memahami lebih dalam, luas, serta
terarah nantinya.
3.
Masyarakat Harus mampu menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari, dengan menunjukkan
contoh-contoh perilaku beriman kepada Rasul-rasul allah.
4.
Kepada siswa dan siswi diharapkan mampu mempelajari tentang materi Beriman
kepada Rasul-rasul allah secara intensif dan lebih luas.
0 komentar:
Posting Komentar