Senin, 18 Maret 2019

MAKALAH TENTANG BERIMAN KEPADA RASUL


Kata Pengantar

          Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas petunjuknya kami telah menyelesaikan makalah “BERIMAN KEPADA RASUL ALLAH”.
Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada guru yang memberikan tugas kepada saya tentang beberapa materi yang disampaikan kepada saya sehingga saya bisa menyelesaikan makalah ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada para teman-teman saya karena berkat do’a dan dukungannyalah sehingga saya bisa menyelesaikan tugas makalah ini.


BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
            Iman kepada Rasul-Rasul Allah merupakan suatu kewajiban, karena iman kepada Rasul-Rasul Allah merupakan rukun iman, yaitu yang ke 4. Iman kepada Rasul artinya mempercayai dengan sepenuh hati atas kedatangan Rasul,mulai dari Rasul yang pertama yaitu Nabi Adam as hingga Rasul terakhir yaitu Nabi Muhammad SAW.
            Ajaran yang dibawa oleh para nabi dan Rasul sejak Nabi Adam as hingga Nabi Muhammad SAW. Merupakan suatu rangkaian yang memiliki satu tujuan yaitu mengesankan Allah SWT. Berupa syariat atau hukum tertentu yang kemudian disampaikan atau di ajarkan kepada umatnya. Oleh karena itu,kita sebagai seorang muslim,wajib beriman atau mempercayai kepada para Rasul utusan Allah sehingga dengan hal itu kita akan mengamalkan semua ajaran yang di bawa oleh Rasul utusan Allah tersebut. Dengan berpegang hidup pada Allah dan sunah Rasul maka kita akan hidup bahagia di dunia dan juga akhirat.
            Namun, di dalam kehidupan sehari-hari terkadang kita hanya mengetahui tentang pengertiannya saja itupun hanya terbatas, tanpa mengetahui akan pemahamnnya lebih dalam dan penerapannya di dalam kehidupan yang kita jalani atau di dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, kita patut dan wajib mempelajari, memahami dan menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari, tentu akan jauh lebih bermanfaat bagi kehidupan dunia dan akhirat kita.

B. Identifikasi Masalah
            Dari uraian latar belakang diatas, maka timbulah berbagai masalah yang dapat di identifikasikan, yaitu sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari iman kepada Rasul-Rasul Allah ?
2. Bagaimana cara kita beriman kepada Rasul Allah ?
3. Siapa saja Rasul yang wajib kita ketahui dan sejarah singkatnya ?
4. Apa sajakah tugas para Rasul ?
5. Apa hikmah beriman kepada Rasul Allah ?
6. Bagaimana cara kita mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari ?

C. Pembatasaan Masalah
            Setelah mengidentifikasi masalah yang dikemukakan diatas, maka penelitian ini dibatasi hanya pada pengertian,pemahaman, serta penerapan tentang Iman Kepada Rasul-Rasul Allah di dalam kehidupan sehari-hari.

D. Tujuan Diskusi
            Diskusi ini bertujuan untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apa pengertian iman kepada Rasul.
2. Untuk mengetahui cara kita beriman kepada Rasul Allah.
3. Untuk mengetahui jumlah  Rasul yang wajib kita ketahui beserta sejarah singkatnya.
4. Untuk mengetahui tugas dari para Rasul Allah.
5. Untuk mengetahui hikmah dari beriman kepada Rasul Allah
6. Untuk mengetahui bagaimanakah cara kita untuk mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

E. Manfaat Diskusi
            Hasil yang diperoleh dari diskusi ini diharapkan :
1. Kita dapat mengetahui tentang pengertian iman kepada rasul-rasul allah.
2. Kita dapat mengetahui bagaimana cara kita beriman kepada rasul allah.
3. Kita dapat mengetahui jumlah  rasul beserta sejarah singkatnya.
4. Kita dapat mengetahui tugas dari rasul-rasul allah.
5. Kita dapat mengetahui hikmah dari beriman kepada Rasul Allah
6. Kita dapat mengetahui agar kita dapat mengamalkannya dalam kehidupan kita sehari-hari.  

F. Sistematika Penulisan
            Makalah Yang Berjudul “Iman Kepada Rasul Allah”,Yang Berisi :
BAB I PENDAHULUAN                                                                                               
          A. Latar Belakang                                                                                               
          B. Identifikasi Masalah                                                                                       
          C. Pembatasan Masalah                                                                                      
          D. Tujuan Diskusi                                                                                               
          E. Manfaat Diskusi                                                                                             
          F. Sistematika Penulisan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA                                                                                     
          A. Pengertian Iman                                                                                             
          B. Pengertian Rasul                                                                                             
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
          A. Tempat dan Waktu Penelitian                                                                        
          B. Metode Penelitian                                                                                          
          C. Alat dan Bahan                                                                                              
          D. Cara Kerja                                                                                                      
BAB IV PEMBAHASAN
          1. Pengertian Iman Kepada Rasul-Rasul Allah
          2. Cara Beriman Kepada Rasul Allah                                                                 
          3. Para Rasul-Rasul Allah Beserta Nabi-Nabi-Nya                                             
          4. Tugas Para Rasul
          5. Hikmah Beriman Kepada Rasul                                                                      
          6. Nilai-Nilai Yang Harus Diaplikasikan Dalam Kehidupan Sehari-Hari           
BAB V PENUTUP
          A. Kesimpulan                                                                                                    
          B. Saran
DAFTAR PUSTAKA                                                                                                 
 


BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Iman
             Pengertian iman yang tercantum  di dalam Al-Qur'an ditemukan dalam kata-kata : aamana , yu minu , ii maanan, yang merupakan hasil pemecahan dari bentuk kata Iman.
Terjemahan umum dari kata-kata tersebut adalah:
aamana         = telah / sudah ber-iman.
yu minu        = sedang / akan / lagi ber-iman.
iimanan        = Iman
mu minu       = yang ber-iman.

       Didalam memberikan definisi tentang perkataan Iman ini menurut yang ada sama dengan Percaya atau menurut Arab sama dengan : 'aqdun bil qolbi faqath. Sedangkan Iman berdasarkan Al-Qur'an, seperti dijelaskan oleh hadits yang artinya : Iman adalah tanggapan  hati (proses menanggapi) kemudian dinyatakan dalam lisan (proses pernyataan diri/sika) dan menjelma kedalam seluruh laku perbuatan (proses pembuktian dalam hidup).Atau dengan kata lain Iman adalah tambatan hati yang menggema ke dalam seluruh ucapan dan laku perbuatan.


B. Pengertian Rasul

            Rasul secara bahasa berasal dari kata irsal yang bermakna membimbing atau memberi arahan. Rasul adalah orang yang mendapatkan wahyu dalam syari’at dan diperintahkan untuk menyampaikannnya.
            Rasul adalah lelaki pilihan dan yang diutus oleh Allah dengan risalah kepada manusia. Rasul merupakan yang terbaik diantara manusia lainnya sehingga apa yang dibawa, dikatakan dan dilakukan adalah sesutu yang terpilih dan mulia dibandingkan dengan manusia lain.


Ciri-ciri Rasul:
1. Laki-laki yang berasal dari manusia, QS. Al Kahfi (18) : 110
2. Ma’sum terjaga dari kesalahan, QS. An Najm (53) : 2-5 
3. Menjadi suri teladan, QS. Al Ahzab (33) : 21
4. Memiliki akhlaq yang mulia; shidiq, tabligh, amanah dan fathonah. QS. Al Qalam (18) : 4
5. Memiliki mu’jizat, QS. Al Qomar (54) : 1
6. Tersampaikan berita tentang kedatangannya, QS. Ash Shaff (61) : 6
7. Adanya berita kenabian, QS. Al Furqan (25) : 30
8. Hasil perbuatan seperti kader (sahabat), lingkungan dan tatanan kehidupan dan peradaban Islami, QS.
Al Fath (48) : 29 
C. Pengertian Iman Kepada Rasul Allah

                   Iman kepada Rasul Allah termasuk rukun iman yang keempat dari enam rukun yang wajib diimani oleh setiap umat Islam. Yang dimaksud iman kepada para rasul ialah meyakini dengan sepenuh hati bahwa para rasul adalah orang-orang yang telah dipilih oleh Allah swt. untuk menerima wahyu dariNya untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia agar dijadikan pedoman hidup demi memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Menurut Imam Baidhawi,

                   Rasul adalah orang yang diutus Allah swt. dengan syari’at yang baru untuk menyeru manusia kepadaNya. Sedangkan nabi adalah orang yang diutus Allah swt. untuk menetapkan (menjalankan) syari’at rasul-rasul sebelumnya. Sebagai contoh bahwa nabi Musa adalah nabi sekaligus rasul. Tetapi nabi Harun hanyalah nabi, sebab ia tidak diberikan syari’at yang baru. Ia hanya melanjutkan atau membantu menyebarkan syari’at yang dibawa nabi Musa AS.

                   Iman kepada Rasul Allah merupakan rukun iman yang keempat. Karena merupakan rukun iman yang keempat, bagi setiap muslim wajib untuk mengetahui dan mengimani 25 Nabi dan Rasul tersebut. Nabi adalah manusia terpilih untuk menerima wahyu dari Allah. Lalu apa perbedaan Nabi dan Rasul? Nabi menerima wahyu untuk dirinya sendiri, sedangkan Rasul menerima wahyu dan memiliki tugas untuk menyampaikannya pada seluruh umat di dunia.

D. Dalil Iman Kepada Rasul Allah

Mengenai identitas rasul dapat dibaca dalam Q.S. Al Anbiya ayat 7 dan Al-Mukmin ayat 78 yang artinya: “ Kami tiada mengutus rasul-rasul sebelum kamu (Muhammad) melainkan beberapa orang laki-laki yang kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu jika kamu tiada mengetahui.” (Q.S. al Anbiya: 7)

"Dan sesungguhnya telah kami utus beberapa orang Rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada pula yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak dapat bagi seorang Rasul membawa suatu mukjizat, melainkan dengan seizin Allah; maka apabila telah datang perintah dari Allah, diputuskan (semua perkara) dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil." (Q.S. Al-Mukmin : 78)

Dalam ayat di atas dijelaskan, bahwa rasul-rasul yang pernah diutus oleh Allah swt. adalah mereka dari golongan laki-laki, tidak pernah ada rasul berjenis kelamin perempuan, dan jumlah rasul yang diutus sebelum Nabi Muhammad saw. sebenarnya sangat banyak. Di antara para rasul itu ada yang diceritakan kisahnya di dalam Al-Quran dan ada yang tidak.



عَنْ أَبِى ذَر قَالَ : يَا رَسُوْلَ اللهِ كَمْ عِدَّةُ اْلاَنْبِيَاءِ ؟ قَالَ : مِائَةُ اَلْفٍ وَاَرْبَعَةٌ وَعِشْرُوْنَ اَلْفًااَلرُّسُلُ مِنْ ذَالِكَ ثَلاَثَةُ مِائَةٍ وَخَمْسَةَ عَشَرَ جَمًّا غَفِيْرًا (رَوَاهُ أَحْمَد)
"Dari Abu Dzar ia berkata: Saya bertanya, wahai Rasulullah : berapa jumlah para nabi? Beliau menjawab: Jumlah para Nabi sebanyak 124.000 orang dan di antara mereka yang termasuk rasul sebanyak 315 orang suatu jumlah yang besar." (H.R. Ahmad)

E. Tanda-tanda  Beriman Kepada Rasul ALLAH SWT
       Diantara tnda-tanda berimankepada allahadalah sebagai berikut:
1.     Teguh keimanannya kepada allah SWT
Ketaatan kepada rasul adalah bukti keimanan kepada allh SWT. Banyak ayat-ayat Al-Qur’an yang menyuruh kita untu taat kepada ALLAH besertarasulnya, yaitu diantaranya An nisa:59, ali imran: 32, dan muhammad: 33.
2.    Meyakini kebenaran yang dibawa ara rasul.
Kebenaran yang dibawa rasul tidak lain adalah wahyu ALLAH baik yang berupa al-qur’an maupun hadits-haditsnya. Seseorang  akan bisa meyakini kebenaran wahyu-wahyu ALLAH apabila terlebih dahulu beriman kepada rasul allah yaitu rasul yang membawa wahyu. Mustahil ada orang yang langsung percaya apa yang dibawa seseorang jika tidak terlebih dahulu mmepercayai si pembawa.
3.    Tidak membeda-bedakan antara rasul yang satu dengan rasul yanglain.
Seorang mukmin di tuntut untuk meyakini kepada semua rasul yang pernah diutus oleh allah SWT, seperti yang digambarkan oleh alllah SWT dalam surah al-baqarah: 285.
4.    Menjadian para rasul sebagai uswatun hasanah.
Sebelum menerima wahyu dar allah SWT, rasul adalah orang-orang yang terpandang di lingkungan umatnya, sehingga selalu menjadi acuan perilaku bagi orang-orang di lingkungannya. Setelah menerima wahyu, keteladanan mereka tidak diragukan lagi karena  mereka selalu mendapatkan bimbingan dari ALLAH SWT
5.    Meyakini bahwa rasul-rasul allah sebagai rahmat bagi alam semesta.
Setiap rasul yang diutus oleh allah SWT pasti membawa rahmat bagi setiap umatnya. Artinya kedatangan rasul dengan mmebawa wahyu dari allah adalah bukti kasih sayang allah kepada umat manusia.
6.    Meyakini bahwa nabi muhammad sebagai nabi dan rasul terakhir.
7.    Mencintai nabi muhammad SAW.
8.     
F. Fungsi Iman kepada Rasul Allah Swt

Iman kepada Rasul Allah swt. Mengandung empat unsur yang merupakan tanda-tanda penghayatan terhadap fungsi iman kepada Rasul-rasul Allah swt, yaitu:
1.      Mengimani bahwa risalah mereka benar-benar dari Allah swt. Barang siapa yang mengingkari mereka walaupun hanya salah seorang Rasul, maka dianggap kafir.
Firman Allah dalam Qs:Asy-Syura:105.”Kaum Nuh telah mendustakan para Rasul.”(Qs: Asy-syura:105).
2.      Mengimani Rasul yang telah kita kenal maupun yang tidak kenal namanya.
Firman Allah dalam Qs:Al-mu-min:78.” Dan sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu.”(Qs: Al-mu-min:78).
3.      Membenarkan berita-berita yang bersumber dari wahyu Allah swt.
4.      Mengamalkan syariat-syariat mereka yang diutus Allah swt, kepada kita
Firman Allah dalam Qs:An-nissa:65.”Maka demi Tuhan, mereka pada hakikatnya tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkatra yang meeka  perselisihakan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka suatu keberatan terhadapm putusan yang kamu berikan dan meeka menerima dengan sepenuhnya .”(Qs:An-nisa:65).

G. Meneladani Sifat-sifat Rasulullah SAW.

1.  Meneladani Sifat Siddiq  


         Untuk menel;adani sifat siddiq, dalam kehidupan sehari-hari dapat diusahakan dengan cara selalu berkata benar, tidak berbohong dalam berbicara dengan siapa pun. Benar dalam hati, ucapan, dan tindakan. Rasulullah saw, selama hidupnya tidak pernah berbohong, baik terhadap para sahabatnya maupun terhadap musuhnya.

    2.  Meneladani Sifat Amanah

          Amanah artinya dapat dipercaya. Apabila kamu pipercaya melakukanb sesuatu sebaiknya dapat dipercaya, sehingga tugas apa pun selalu dikerjaan dengan baik dan benar.

    3.  Meneladani Sifat Fatanah

           Fatanah artinya cerdas. Kecerdasan merupakan anugerah Allah yang diberikan kepada manusia, tetapi tidak merata. ada yang cerdas dan ada pula yang tidak cerdas. Dalam meneladani sifat ini dapat dilakukan dengan cara bersungguh-sungguh dalam belajar atau menuntut ilmu.

    4.  Meneladani Sifat Tablig


           Menyampaikan sesuatu yang benar kepada sesama manusia termasuk salah satu upaya untuk meneladanisifat tablig. Mnyampaikan kebenaran dan mencegah kemaksiatan yang dilakukan oreang lain biasanya mengandung risiko. Keberanian melakukan ini merupakan salah satu perbuatan yang mulia. Hal ini pernah dilakukan oleh Nabi Muhammad saw, ketika berdakwah. Beliau seringkali disambut dengan cemooh, hinaan, bahkan lemparan batu dan kotoran unta. Ini semua dilakuakan semata-mata karena perintah Allah swt.
 H. rasul ulul azmi
            Rasul ulul azmi adalah rasul allah yang memiliki kesabaran dan ketabahan yang luar biasa dalam menyampaikan rsalah kepada umatnya.
Berikut adalah rasul-rasul ulul azmi diantaranya:
1.     Nabi nuh AS
2.    Nabi ibrahim AS
3.    Nabi musa AS
4.    Nabi isa AS
5.    Nabi Muhammmad SAW
I. fungsi beriman kepada rasul ALLAH
 Fungsi beriman kepada rasul allah adalah sebagaiberikut:
1.     Bertambah iman kepada allah SWT karena mengetahui bahwa rasul-rasul allah merupakan manusia pilihan.
2.    Mau mengamalkan apa yang disampaikan para rasul.
3.    Memprcayai tugas-tugasyang dibawanya untuk disampaikan kepada umatnya.
4.    Lebih mencintai dan menghormati rasul atas perjuangannya
5.    Memperoleh teladan yang baik untuk menjalani hidup.   





BAB III
METODOLOGI

A. Tempat dan Waktu Diskusi
       1). Tempat Diskusi
            Diskusi dilakukan di Kampung, Pintu Air RT 03/17 desa. Citepus kec. Pl. Ratu kab. Sukabumi tepatnya di kossannya Diang Sagita dan di Jln. Kelapa 1 Sukawayana tepatnya di rumah Agita Safitari Putri.
       2). Waktu Diskusi
                        Diskusi dilakukan pada bulan September 2010.

B. Metode Diskusi
            Metode yang kami gunakan dalam diskusi ini adalah  Studi Pustaka.

C. Alat dan Bahan
            Alat dan bahan yang kami gunakan dalam diskusi ini, antara lain Buku dan Situs Internet.

D. Cara Kerja
            Cara kerja yang kami lakukan, adalah dengan Mengunjungi perpustakaan dan Situs internet sebagai bahan Penunjang Pembahasan yang kami diskusikan.



BAB IV
PEMBAHASAN

1. Pengertian Iman Kepada Rasul-rasul Allah
            Iman kepada Rasul Allah termasuk rukun iman yang keempat dari enam rukun yang wajib diimani oleh setiap umat Islam. Yang dimaksud iman kepada para rasul ialah meyakini dengan sepenuh hati bahwa para rasul adalah orang-orang yang telah dipilih oleh Allah swt. untuk menerima wahyu dari-Nya untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia agar dijadikan pedoman hidup demi memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Menurut Imam Baidhawi, Rasul adalah orang yang diutus Allah swt. dengan syari’at yang baru untuk menyeru manusia kepadaNya. Sedangkan nabi adalah orang yang diutus Allah swt. untuk menetapkan (menjalankan) syari’at rasul-rasul sebelumnya.

2. Cara Beriman Kepada Rasul Allah
            Cara kita beriman kepada Rasul Allah adalah dengan cara meneladani seluruh aspek kehidupan Rasulullah, misalnya:
A. Dalam ibadahnya; diwujudkan dalam bentuk ketundukan dalam menjalankan dan memelihara salat sesuai dengan tuntunan beliau. Beliau bersabda:
صَلُّوْا كَمَا رَاَيْتُمُوْنِى اُصَلِّى
Salatlah kalian sebagaimana aku salat. (H.R. Bukhari)
B. Dalam tatacara berpakaian yang menutup aurat, sopan, bersih dan indah, makan makanan yang halal, bersih dan bergizi, makan tidak sampai kenyang, tidak makan kecuali setelah dalam keadaan lapar.

C. Dalam berkeluarga, misalnya sebagai seorang suami yang harus melindungi, mencintai dan menyayangi keluarganya. Beliau bersabda:
حُبِّبَ اِلَيَّ مِنْ دُنْيَاكُمْ ثَلاَثٌ : اَلطِّيْبُ وَالنِّسَاءُ وَجُعِلَتْ قُرَّةُ عَيْنِى فِى الصَّلاَةِ (رَوَاهُ النّسَائِ)
Telah ditanamkan padaku di dunia ini tiga perkara: rasa cinta kepada wanita, wewangian, serta dijadikan mataku sejuk terhadap salat. (H.R. an-Nasai)
D. Sebagai pemimpin umat, Beliau lebih mendahulukan kepentingan umatnya daripada kepentingan pribadinya; Beliau bukan tipe manusia individualistik yang hanya memikirkan dirinya sendiri.
E. Sebagai anggota masyarakat, Beliau bukan manusia yang suka berdiam diri di rumah seraya memisahkan diri dengan masyarakat sekitar, tetapi selalu berinteraksi dengan semua lapisan masyarakat dan sering mengunjungi rumah-rumah para sahabatnya.
3. Para Rasul-Rasul Allah Beserta Nabi-Nabi-Nya
            Rasul-Rasul yang pernah diutus oleh Allah swt. adalah mereka dari golongan laki-laki, tidak pernah ada rasul berjenis kelamin perempuan, dan jumlah rasul yang diutus sebelum Nabi Muhammad saw. sebenarnya sangat banyak. Di antara para rasul itu ada yang diceritakan kisahnya di dalam Al-Quran dan ada yang tidak.
عَنْ أَبِى ذَر قَالَ : يَا رَسُوْلَ اللهِ كَمْ عِدَّةُ اْلاَنْبِيَاءِ ؟ قَالَ : مِائَةُ اَلْفٍ وَاَرْبَعَةٌ وَعِشْرُوْنَ اَلْفًا اَلرُّسُلُ مِنْ ذَالِكَ ثَلاَثَةُ مِائَةٍ وَخَمْسَةَ عَشَرَ جَمًّا غَفِيْرًا (رَوَاهُ أَحْمَد)
"Dari Abu Dzar ia berkata: Saya bertanya, wahai Rasulullah : berapa jumlah para nabi? Beliau menjawab: Jumlah para Nabi sebanyak 124.000 orang dan di antara mereka yang termasuk rasul sebanyak 315 orang suatu jumlah yang besar." (H.R. Ahmad)
Berdasarkan hadis di atas jumlah nabi dan rasul ada 124.000 orang, diantaranya ada 315 orang yang diangkat Allah swt. menjadi rasul. Diantara 315 orang nabi dan rasul itu, ada 25 orang yang nama dan sejarahnya tercantum dalam Al Quran dan mereka inilah yang wajib kita ketahui, yaitu:
1.) Adam AS. bergelar Abu al-Basyar (Bapak semua manusia) atau manusia pertama yang Allah swt. ciptakan, tanpa Bapak dan tanpa Ibu, terjadi atas perkenanNya “ Kun Fayakun” artinya “ Jadilah ! , maka terjelmalah Adam.”Usia nabi Adam mencapai 1000 tahun.
2.) Idris AS. adalah keturunan ke 6 dari nabi Adam. Beliau diangkat menjadi Rasul setelah berusia 82 tahun. Dilahirkan dan dibesarkan di sebuah daerah bernama Babilonia. Beliau berguru kepada nabi Syits AS.
3.) Nuh AS. adalah keturunan yang ke 10 dari nabi Adam. Usianya mencapai 950 tahun. Umat beliau yang membangkang ditenggelamkan oleh Allah swt. dalam banjir yang dahsyat. Sedangkan beliau dan umatnya diselamatkan oleh Allah swt. karena naik bahtera yang sudah beliau persiapkan atas petunjuk Allah swt.
4.) Hud AS. adalah seorang rasul yang diutus kepada bangsa ‘Ad yang menempati daerah Ahqaf, terletak diantara Yaman dan Aman (Yordania) sampai Hadramaut dan Asy-Syajar, yang termasuk wilayah Saudi Arabia.
5.) Shaleh AS.Beliau masih keturunan nabi Nuh AS. diutus untuk bangsa Tsamud, menempati daerah Hadramaut, yaitu daratan yang terletak antara Yaman dan Syam (Syiria). Kaum Tsamud sebenarnya masih keturunan kaum ‘Ad.
6.) Ibrahim AS. putra Azar si pembuat patung berhala. Dilahirkan di Babilonia, yaitu daerah yang terletak antara sungai Eufrat dan Tigris. Sekarang termasuk wilayah Irak. Beliau berseteru dengan raja Namrud, sehingga beliau dibakarnya dalam api yang sangat dahsyat, tetapi Nabi Ibrahim tidak mempan dibakar, karena diselamatkan Allah swt. Beliau juga dikenal sebagai Abul Anbiya (bapaknya para nabi), karena anak cucunya banyak yang menjadi nabi dan rasul. Syari’at beliau banyak diamalkan oleh Nabi Muhammad saw. antara lain dalam ibadah haji dan Ibadah Qurban, termasuk khitan.


7.) Luth AS. Beliau keponakan nabi Ibrahim, dan beliau banyak belajar agama dari nabi Ibrahim. Diutus oleh Allah swt. kepada kaum Sodom, bagian dari wilayah Yordania. Kaum nabi Luth dihancurkan oleh Allah swt. dengan diturunkan hujan batu bercampur api karena kedurhakaannya kepada Allah swt, terutama karena perilaku mereka yang suka mensodomi kaum laki-laki.
8.) Ismail AS. adalah putra nabi Ibrahim AS. bersama ayahnya membangun (merenovasi) Ka’bah yang menjadi kiblat umat Islam. Beliau adalah seorang anak yang dikurbankan oleh ayahnya Ibrahim, sehingga menjadi dasar pensyari’atan ibadah Qurban bagi umat Islam.
9.) Nabi Ishak AS. putra Nabi Ibrahim dari isterinya, Sarah. Jadi nabi Ismail dengan nabi Ishak adalah saudara sebapak, berlainan ibu.
10). Ya’qub AS. adalah putra Ishaq AS. Beliaulah yang menurunkan 12 keturunan yang dikenal dalam Al Quran dengan sebutan al Asbath, diantaranya adalah nabi Yusuf yang kelak akan menjadi raja dan rasul Allah swt.
11.) Yusuf AS putra nabi Ya’qub AS.Beliaulah nabi yang dikisahkan dalam al Quran sebagai seorang yang mempunyai paras yang tampan, sehingga semua wanita bisa tergila-gila melihat ketampanannya, termasuk Zulaiha isteri seorang pembesar Mesir (bacalah kisahnya dalam Q.S. surah yusuf).
12.) Ayyub AS. adalah putra Ish . Ish adalah saudara kandung Nabi Ya’qub AS. berarti paman nabi Yusuf AS. Jadi nabi Ayyub dan nabi Yusuf adalah saudara sepupu. Nabi Ayyub digambarkan dalam Al Quran sebagai orang yang sangat sabar. Beliau diuji oleh Allah swt. dengan penyakit kulit yang sangat dahsyat, tetapi tetap bersabar dalam beribadah kepada Allah swt. (bacalah kembali kisahnya)
13.) Dzulkifli AS. putra nabi Ayyub AS. Nama aslinya adalah Basyar yang diutus sesudah Ayyub, dan Allah memberi nama Dzulkifli karena ia senantiasa melakukan ketaatan dan memeliharanya secara berkelanjutan
14.) Syu’aib masih keturunan nabi Ibrahim. Beliau tinggal di daerah Madyan, suatu perkampungan di daerah Mi’an yang terletak antara syam dan hijaz dekat danau luth. Mereka adalah keturunan Madyan ibnu Ibrahim a.s.
15.) Yunus AS adalah keturunan Ibrahim melalui Bunyamin, saudara kandung Yusuf putra nabi Ya’qub. Beliau diutus ke wilayah Ninive, daerah Irak. Dalam sejarahnya beliau pernah ditelan ikan hiu selama 3 hari tiga malam didalam perutnya, kemudian diselamatkan oleh Allah swt.
16.) Musa AS. adalah masih keturunan nabi Ya’qub. Beliau diutus kepada Bani Israil. Beliau diberi kitab suci Taurat oleh Allah swt.
17.) Harun AS. adalah saudara nabi Musa AS. Yang sama-sama berdakwah di kalangan Bani Israil di Mesir.
18.) Dawud AS.adalah seorang panglima perang bani Israil yang diangkat menjadi nabi dan rasul oleh Allah swt, diberikan kitab suci yaitu Zabur. Beliau punya kemampuan melunakkan besi, suka tirakat, yaitu puasa dalam waktu yang lama. Caranya dengan berselang-seling, sehari puasa, sehari tidak.
19.) Sulaiman AS. adalah putra Dawud. Beliau juga terkenal sebagai seorang raja yang kaya raya dan mampu berkomunikasi dengan binatang (bisa bahasa binatang).
20.) Ilyas AS. adalah keturunan Nabi Harun AS. diutus kepada Bani Israil. Tepatnya di wilayah seputar sungai Yordan.
21.) Ilyasa AS. berdakwah bersama nabi Ilyas kepada bani Israil. Meskipun umurnya tidak sama, Nabi Ilyas sudah tua, sedangkan nabi Ilyasa masih muda. Tapi keduanya saling bahu membahu berdakwah di kalangan Bani Israil.
22.) Zakaria AS. seorang nabi yang dikenal sebagai pengasuh dan pembimbing Siti Maryam di Baitul Maqdis, wanita suci yang kelak melahirkan seorang nabi, yaitu Isa AS.
23.) Yahya AS. adalah putra Zakaria. Kelahirannya merupakan keajaiban, karena terlahir dari seorang ibu dan ayah (nabi Zakaria) yang saat itu sudah tua renta, yang secara lahiriyah tidak mungkin lagi bisa melahirkan seorang anak.


24.) Isa AS. adalah seorang nabi yang lahir dari seorang wanita suci, Siti Maryam. Ia lahir atas kehendak Allah swt, tanpa seorang bapak. Beliau diutus oleh Allah swt. kepada umat Bani Israil dengan membawa kitab Injil. Beliaulah yang dianggap sebagai Yesus Kristus oleh umat Kristen.
25.) Muhammad saw. putra Abdullah, lahir dalam keadaan Yatim di tengah-tengah masyarakat Arab jahiliyah. Beliau adalah nabi terakhir yang diberi wahyu Al Quran yang merupakan kitab suci terakhir pula.

4. Tugas Para Rasul
            Tugas pokok para rasul Allah ialah menyampaikan wahyu yang mereka terima dari Allah swt. kepada umatnya. Tugas ini sungguh sangat berat, tidak jarang mereka mendapatkan tantangan, penghinaan, bahkan siksaan dari umat manusia. Karena begitu berat tugas mereka, maka Allah swt. memberikan keistimewaan yang luar biasa yaitu berupa mukjizat.
            Mukjizat ialah suatu keadaan atau kejadian luar biasa yang dimiliki para nabi atau rasul atas izin Allah swt. untuk membuktikan kebenaran kenabian dan kerasulannya, dan sebagai senjata untuk menghadapi musuh-musuh yang menentang atau tidak mau menerima ajaran yang dibawakannya.
Adapun tugas para nabi dan rasul adalah sebagai berikut:
1.) Mengajarkan aqidah tauhid, yaitu menanamkan keyakinan kepada umat manusia bahwa:
a. Allah adalah Dzat Yang Maha Kuasa dan satu-satunya dzat yang harus disembah (tauhid ubudiyah).
b. Allah adalah maha pencipta, pencipta alam semesta dan segala isinya serta mengurusi, mengawasi dan mengaturnya dengan sendirinya (tauhid rububiyah)
c. Allah adalah dzat yang pantas dijadikan Tuhan, sembahan manusia (tauhid uluhiyah)
d. Allah mempunyai sifat-sifat yang berbeda dengan makhluqNya (tauhid sifatiyah)
2.) Mengajarkan kepada umat manusia bagaimana cara menyembah atau beribadah kepada Allah swt. Ibadah kepada Allah swt. sudah dicontohkan dengan pasti oleh para rasul, tidak boleh dibikin-bikin atau direkayasa. Ibadah dalam hal ini adalah ibadah mahdhah seperti salat, puasa dan sebagainya. Menambah-nambah, merekayasa atau menyimpang dari apa yang telah dicontohkan oleh rasul termasuk kategori “bid’ah,” dan bid’ah adalah kesesatan.
3.) Menjelaskan hukum-hukum dan batasan-batasan bagi umatnya, mana hal-hal yang dilarang dan mana yang harus dikerjakan menurut perintah Allah swt.
4.) Memberikan contoh kepada umatnya bagaimana cara menghiasi diri dengan sifat-sifat yang utama seperti berkata benar, dapat dipercaya, menepati janji, sopan kepada sesama, santun kepada yang lemah, dan sebagainya.
5.) Menyampaikan kepada umatnya tentang berita-berita gaib sesuai dengan ketentuan yang digariskan Allah swt.
6.) Memberikan kabar gembira bagi siapa saja di antara umatnya yang patuh dan taat kepada perintah Allah swt. dan rasulNya bahwa mereka akan mendapatkan balasan surga, sebagai puncak kenikmatan yang luar biasa. Sebaliknya mereka membawa kabar derita bagi umat manusia yang berbuat zalim (aniaya) baik terhadap Allah swt, terhadap manusia atau terhadap makhluq lain, bahwa mereka akan dibalas dengan neraka, suatu puncak penderitaan yang tak terhingga.(Q.S. al Bayyinah: 6-8)
            Tugas-tugas rasul di atas, ditegaskan secara singkat oleh nabi Muhammad saw.dalam sabdanya sebagai berikut:
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص م : إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُِتَمِّمَ صَالِحَ اْلأَخْلاَقِ
(
رَوَاهُ أَحْمَد بن حَنْبَل)
Dari Abi Hurairah r.a. ia berkata: Rasulullah saw. pernah bersabda: Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq yang mulia. (H.R. Ahmad bin Hanbal)

5. Hikmah Beriman Kepada Rasul
            Beriman kepada rasul memiliki hikmah yang sangat baik bagi kehidupan kita,baik dalam kehidupan secara pribadi maupun dalam kehidupan bermasyarakat.Adapun hikmah-hikmah dengan kita beriman kepada rasul allah, antara lain :
1.) Dengan beriman kepada Rasul kita memiliki seorang teladan yang baik. Rasul merupakan suri teladan yang baik bagi umat manusia.
2.) Dengan beriman kepada rasul allah kita mendapat bimbingan dalam kehidupan, baik dalam kehidupan umat manusia secara pribadi, dalam keluarga maupun dalam masyarakat luas.
3.) Dengan beriman kepada Rasul allah kita dapat mengetahui dan mencontoh tentang cara membentuk masyarakat yang adil, makmur, dan saling menghormati. Semua manusia pasti mengharapkan kehidupan masyarakat yang adil, makmur, dan saling menghormati, hal ini telah dicontohkan oleh Rasulullah saw, ketika membina masyarakat yang damai walaupun berbeda suku dan agama.
4.) Dengan beriman kepada Rasul allah kita memiliki petunjuk dalam rangka meraih kebahagiaan, baik ketika di dunia maupun ketika di akhirat kelak. Manusia yang cenderung mengedepankan kekuatan akalnya maka kehidupan setelah mati tidak mampu menjamahnya sehingga kedatangan Rasul-rasul allah menjelaskan tentang hal tersebut.
 
6. Nilai-nilai Yang Harus Diaplikasikan Dalam Kehidupan Sehari-hari
A. Istiqamah dalam menjalankan syari’at agama.
B. Tabah dan sabar dalam menghadapi musibah.
C. Selalu optimis dan tidak pernah putus asa.
D. Peduli terhadap kaum dhu’afa.
E. Selalu melaksanakan ibadah-ibadah sunah.
F. Tidak membeda-bedakan para rasul-rasul allah.
G. Meyakini isi kitab-kitab yang dibawa oleh para rasul.
H. Meyakini para rasul memiliki sifat-sifat terpuji.
I. Menjadikan rasul sebagai suri tauladan yang baik.
J. Memupuk rasa cinta terhadap rasul.
K. Berusaha menjadi seseorang yang memiliki sifat seperti rasul, yaitu sidik, amanah, tablig, dan fatonah.
L. Toleransi dalam kehidupan beragama, terhadap orang yang berbeda agama dengan kita.
M. Menyiapkan bekal hidup untuk kehidupan di dunia maupun di akhirat.

BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
            Beriman kepada Rasul Allah merupakan hal yang wajib dan patut diketahui oleh setiap umat muslim di seluruh dunia. Pengertian beriman kepada rasul allah berarti adalah kita harus mengimani atau mempercayai adanya rasul-rasul allah.
            Pengertian Rasul adalah Rasul adalah lelaki pilihan dan yang diutus oleh Allah dengan risalah kepada manusia. Rasul merupakan yang terbaik diantara manusia lainnya sehingga apa yang dibawa, dikatakan dan dilakukan adalah sesutu yang terpilih dan mulia dibandingkan dengan manusia lain.
            Jadi, beriman kepada rasul-rasul allah merupakan hal yang sangat berharga dan patut dipelajari. Karena, selain memberikan hikmah-hikmah yang sangat bermanfaat juga memberikan pembelajaran dan teladan bagi kehidupan kita baik di dunia maupun di akhirat. Kita sebagai manusia harus mempelajari lebih dalam, memahami lebih luas, dan menerapkannya di dalam kehidupan kita tentang beriman kepada rasul-rasul allah agar kita dapat menjadi yang lebih baik di setiap harinya, dan mendapat kehidupan yang bahagia di dunia maupun di akhirat.


B. SARAN
            Diskusi mengenai pembahasan ini merupakan awal yang masih sederhana sehingga ada beberapa hal yang disarankan, antara lain :
1. Masyarakat harus mengetahui dan memahami mengenai pengertian iman kepada Rasul Allah secara dalam. 
2. Pemerintah harus lebih menambah waktu jam pelajaran mengenai materi tersebut di dalam kalangan pelajar agar mereka mampu memahami lebih dalam, luas, serta terarah nantinya.
3. Masyarakat Harus mampu menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari, dengan menunjukkan contoh-contoh perilaku beriman kepada Rasul-rasul allah.
4. Kepada siswa dan siswi diharapkan mampu mempelajari tentang materi Beriman kepada Rasul-rasul allah secara intensif dan lebih luas.
5. Diharapkan ada peneliti yang mampu melengkapi kekurangan dari makalah ini.

 

 


0 komentar:

Posting Komentar

http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html