Oligarki
Oligarki (Bahasa
Yunani: Ὀλιγαρχία, Oligarkhía) adalah bentuk
pemerintahan yang kekuasaan
politiknya secara efektif dipegang oleh kelompok elit
kecil dari masyarakat, baik dibedakan menurut kekayaan,
keluarga, atau militer. Kata ini berasal dari kata bahasa Yunani untuk
"sedikit" (ὀλίγον óligon) dan "memerintah" (ἄρχω
arkho).
Negara-negara
oligarki
Uni Soviet
Di Uni Soviet saat rezim Stalin, hanya anggota Partai
Komunis yang mendukung birokratisasi Stalin saja dapat memegang jabatan
pemerintahan, sisanya disingkirkan atau dibunuh dengan kejam.
Aparteid Afrika Selatan
Di Afrika Selatan sebelum 1994, orang-orang minoritas
berkulit putih memerintah secara oligarki atas mayoritas penduduk Afrika
Selatan berkulit hitam. Politik rasisme ini secara resmi pada 1948 disebut aparteid
Otokrasi
Otokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan
yang kekuasaan politiknya
dipegang oleh satu orang. Istilah ini diturunkan dari bahasa Yunani autokratôr yang secara
harfiah berarti "berkuasa sendiri" atau "penguasa tunggal".
Otokrasi biasanya dibandingkan dengan oligarki (kekuasaan oleh minoritas, oleh
kelompok kecil) dan demokrasi (kekuasaan
oleh mayoritas, oleh rakyat).
Aristokrasi
Aristokrasi berasal dari bahasa Yunani kuno aristo yang berarti
"terbaik" dan kratia yang berarti "untuk memimpin".
Aristokrasi dapat diterjemahkan menjadi sebuah sistem pemerintahan yang
dipimpin oleh individu yang terbaik.
Sebagai salah satu istilah bentuk
pemerintahan, aristokrasi dapat dibandingkan dengan
- Liberalismeotokrasi -
"pemerintahan oleh seorang individu".
- meritokrasi - "pemerintahan oleh
individu yang paling pantas untuk memimpin".
- plutokrasi - "pemerintahan oleh
orang-orang kaya".
- oligarki - "pemerintahan oleh
segelintir individu".
- monarki - "pemerintahan oleh
seorang individu"
Liberalisme
Liberalisme atau Liberal adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi politik yang didasarkan pada pemahaman
bahwa kebebasan dan persamaan hak adalah nilai politik
yang utama.[1]
Secara umum, liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat
yang bebas, dicirikan oleh kebebasan berpikir bagi para individu.Paham liberalisme menolak adanya pembatasan, khususnya dari pemerintah dan agama.
Dalam masyarakat modern, liberalisme akan dapat tumbuh dalam sistem demokrasi, hal ini dikarenakan keduanya sama-sama didasarkan pada kebebasan mayoritas.
Demokrasi
Kata ini berasal dari bahasa
Yunani δημοκρατία (dēmokratía)
"kekuasaan rakyat",[1] yang terbentuk dari δῆμος (dêmos) "rakyat" dan
κράτος (kratos) "kekuatan" atau "kekuasaan" pada
abad ke-5 SM untuk menyebut sistem politik negara-kota Yunani, salah satunya Athena; kata ini merupakan antonim dari ἀριστοκρατία (aristocratie) "kekuasaan
elit". Secara teoretis, kedua definisi tersebut saling bertentangan, namun
kenyataannya sudah tidak jelas lagi.[
Suatu pemerintahan demokratis
berbeda dengan bentuk pemerintahan yang kekuasaannya dipegang satu orang,
seperti monarki, atau sekelompok kecil, seperti oligarki. Apapun itu, perbedaan-perbedaan yang
berasal dari filosofi Yunani ini[3] sekarang tampak ambigu karena
beberapa pemerintahan kontemporer mencampur aduk elemen-elemen demokrasi,
oligarki, dan monarki. Karl Popper mendefinisikan demokrasi sebagai sesuatu
yang berbeda dengan kediktatoran atau tirani, sehingga berfokus pada
kesempatan bagi rakyat untuk mengendalikan para pemimpinnya
Diktator
Diktatorisme adalah sebuah paham yang artinya diambil
dari kata "diktator" artinya orang yang memerintah suatu
negara/pemerintahan dengan hak-hak dan kekuasaan absolut dan -isme yang berarti
sebuah pemahaman maka disimpulkan diktatorisme adalah sebuah paham yang dianut
oleh suatu negara untuk dipimpin oleh seorang pemimpin otoriter yang mempunyai
hak dan kewajiban absolut. Adapun diktatori
Totaliterisme
Totaliterisme adalah pemikiran politik yang melihat
bahwa eksistensi manusia secara orang perorang tidaklah penting, sebaliknya
tiap manusia menjalankan perannya untuk mendukung tercapainya kepentingan
bersama. Untuk itu maka tuntunan utama adalah ideologi negara atau gagasan lain. Jerman di bawah
partai Nazi dan Hitler merupakan contoh yang sering diungkapkan untuk bentuk
pemerintahan yang merupakan perwujudan pemikiran politik ini.
Sebutan totaliter atau menyeluruh
diberikan karena seluruh aspek kehidupan tiap individu harus sesuai dengan
garis atau aturan negara, hal ini diperlukan untuk tercapainya tujuan negara,
tujuan bersama. Jerman di bawah Nazi misalnya sangat mengagungkan ras Aria,
sebagai ras yang unggul di atas semua ras lain di dunia. Untuk mewujudkan hal
ini, misalnya pada periode itu dilakukan pemurnian ras Aria di Jerman
dengan upaya untuk menghapus ras lain (utamanya Yahudi). Juga dengan dalih
untuk mempersatukan Jerman Raya, invasi dilakukan kenegara tetangga yang
memiliki penduduk dari Ras Aria.
Rasisme
Rasisme adalah suatu sistem kepercayaan atau doktrin yang menyatakan bahwa perbedaan biologis yang melekat pada ras manusia menentukan pencapaian budaya atau individu
– bahwa suatu ras tertentu lebih superior dan memiliki hak untuk mengatur ras yang
lainnya.Beberapa
penulis menggunakan istilah rasisme untuk merujuk pada preferensi terhadap kelompok
etnis tertentu
sendiri (etnosentrisme),
ketakutan terhadap orang asing (xenofobia),
penolakan terhadap hubungan antar ras (miscegenation), dan
generalisasi terhadap suatu kelompok orang tertentu (stereotipe).
Rasisme telah menjadi faktor pendorong diskriminasi sosial, segregasi dan kekerasan
rasial, termasuk genosida. Politisi sering menggunakan isu rasial untuk
memenangkan suara. Istilah rasis telah digunakan dengan konotasi buruk paling
tidak sejak 1940-an, dan identifikasi suatu kelompok atau
orang sebagai rasis sering bersifat kontroversial.
Bentuk pemerintahan yang
mendasarkan diri pada ajaran suatu agama yang menyatukan otoritas politik dan
otoritas spiritual punya potensi kuat menjadi negara otoriter. karena negara
(sebagai otoritas politik sekuler dan spiritual) bisa mengatur setiap aspek
kehidupan warganya.
Anarkisme
Anarkisme atau dieja anarkhisme
yaitu suatu paham yang mempercayai bahwa segala bentuk negara,
pemerintahan, dengan kekuasaannya adalah
lembaga-lembaga yang menumbuhsuburkan penindasan terhadap kehidupan, oleh
karena itu negara, pemerintahan, beserta perangkatnya harus
dihilangkan/dihancurkan.Secara spesifik pada sektor ekonomi, politik, dan administratif, Anarki berarti koordinasi dan pengelolaan, tanpa aturan birokrasi yang didefinisikan secara luas sebagai pihak yang superior dalam wilayah ekonomi, politik dan administratif (baik pada ranah publik maupun privat).
Monarki
Monarki, berasal dari bahasa Yunani monos (μονος) yang berarti satu,
dan archein (αρχειν) yang berarti pemerintah. Monarki merupakan sejenis
pemerintahan yang dipimpin oleh seorang penguasa monarki. Monarki atau sistem pemerintahan kerajaan adalah sistem tertua di dunia. Pada awal
kurun ke-19, terdapat lebih 900 tahta kerajaan di dunia, tetapi menurun menjadi 240 dalam
abad ke-20. Sedangkan pada dekade kedelapan abad ke-20, hanya 40 takhta saja yang
masih ada. Dari jumlah tersebut, hanya empat negara mempunyai penguasa monarki
yang mutlak dan
selebihnya terbatas kepada sistem konstitusi.
PERBEDAAN SISTEM POLITIK
BERBAGAI NEGARA
Perbedaan Sistem Politik Berbagai NegaraPerbedaan sistem politik antara negara satu dengan negara lain, merupakan hal yang wajar dan alami, karena setiap negara memiliki pengalaman sejarah yang berbeda-beda. Setiap negara memiliki ciri-ciri khusus, baik dari segi ideologi, sistem politik, karakter kehidupan sosial, corak kebudayaan, lingkungan alam yang tidak sama dengan bangsa-bangsa lain. Sejarah perjuangan suatu bangsa dan perkembangan politiknya ikut berperan dalam menentukan sistem politik yang dilandasi oleh ideologi, kepribadian bangsa, serta kondisi ekonomi, sosial, dan budaya dari negara yang bersangkutan.
0 komentar:
Posting Komentar